8/10/2013


Superbulb Warisan Dunia


Salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini didirikan berkat khasiat bawang, sang super bulb
Salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini didirikan berkat khasiat bawang, sang super bulb
Necropolis, sepatah kata itu langsung diasosiasikan dengan salah satu tujuh keajaiban dunia, piramida Cheops. Ada juga yang menyebutnya piramida Khufu. Itulah piramida tertua dan tertinggi di dunia selama 3.800 tahun. Piramida yang selesai dibuat pada 2580 SM itu dibangun selama 20 tahun. Luasnya kira-kira 10 kali lapangan sepak bola dan terbuat dari dua juta batu kapur dengan rata-rata bobot per batu 2,5 ton! Sulit dipercaya bahwa piramida yang megah itu hanya dikerjakan oleh tenaga manusia. Itulah sebabnya ada yang yakin bahwa piramida itu, adalah teknologi yang diberikan kepada manusia zaman itu oleh para pendatang dari luar angkasa, alien.
Siapa pun pembuatnya, fakta sejarah membuktikan piramida dikerjakan oleh ribuan manusia. Daya tahan mereka tentu luar biasa. Ketika kelelahan mendera, mereka diberi asupan bir, roti, dan umbi bawang putih. Bawang putih waktu itu diyakini dapat menghilangkan rasa sakit dan  mempertinggi daya tahan tubuh. Bukti bawang putih akrab dengan kehidupan manusia sejak lebih dari 5.000 tahun lalu itu juga ada di relief-relief piramida. Para arkeologis malah menemukan fosil bawang putih di makan King Tutankhamen.
Di belahan dunia lain, Roma, Italia, bawang putih pun dipercaya berkhasiat obat. Ada 23 manfaat bawang putih, di antaranya mempertinggi daya tahan tubuh para serdadu dan pelaut. Di Tiongkok, bawang puth menjadi herbal sejak 3.000 tahun lalu. Nenek moyang di India, Jepang, Eropa, dan Amerika pun menjalani rutinitas sehari-hari dengan bawang putih. Mungkin itu yang mendorong Velazques dan van Gogh memakai bawang putih sebagai salah satu obyek lukisan mereka.
Kandungan utama bawang putih adalah alisin yang bersifat antibakteri dan scordinin sebagai antioksidan. Ditambah aneka asam amino dan vitamin, bawang putih ampuh untuk melawan penyakit tekanan darah tinggi, kolesterol, penyempitan pembuluh jantung, atherosklerosis, pembesaran prostat, dan memperbaiki fungsi hati. Kini bawang putih masuk pasar swalayan tidak hanya sebagai bumbu dapur. Di toko-toko obat modern  bawang putih dikemas cantik dalam bentuk kapsul atau bahkan minyak sebagai suplemen makanan. Beberapa merek yang kerap terlihat adalah Garlic, Garlic Oil, dan Swiss Garlic.Setumpuk manfaat. Setumpuk testimoni. Pantas jika bawang putih disebut sebagai superbulb.
Superbulb lain
Bawang putih Allium sativum ialah superbulb dari keluarga Liliaceae. Ada lagi yang layak disebut superbulb pula. Ia bukan berasal dari keluarga Liliaceae, tetapi Iridaceae. Namanya bawang berlian Eleutherine americana. Nama aliasnya banyak: bawang dayak, bebawangan bara, tiwai,  bawang sabrang, atau bawang berlian.
Farmakolog dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, Dr Sukrasno menyebutkan, bawang berlian mengandung senyawa aktif eleutherine dan antosianin. Eleutherine senyawa khas milik bawang berlian, tidak ditemukan di tanaman lain. Kandungan lainnya, sebagaimana disebut oleh Prof Dr Sidik Apt, guru besar emiritus Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, ialah alisin yang bermanfaat menurunkan tekanan darah dan mengencerkan darah.
Penelitian Alia Mustika, alumnus Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor menunjukkan bawang berlian juga mengandung elecanacine, eleutherol, dan eleuthernone. Ketiganya turunan senyawa golongan naftokuinon. Beberapa waktu lalu, setelah Trubus pertama kali menampilkan topik bawang berlian, testimoni keampuhannya menurunkan kadar gula darah mengalir deras. Ambil contoh di Maluku. Di sana ada seorang penderita diabetes dengan kadar gula darah pernah mencapai 600 mg/dl. Agar turun ke angka 200 mg/dl, ia harus disuntik insulin setiap hari. Sejak minum kapsul bawang berlian, dosis insulinnya jauh berkurang, tetapi kadar gula darahnya stabil, bahkan lebih rendah daripada biasanya.
Bawang berlian sejatinya tidak layak disandingkan dengan bawang putih sebagai superbulb jika hanya efektif untuk diabetes. Testimoni membaiknya kesehatan setelah mengonsumsi bawang berlian juga muncul dari penderita hipertensi, kanker payudara, kanker servik, sembelit, kista, mag, penyakit jantung, pembengkakan prostat, asam urat, batu ginjal, dan stroke. Sebagian besar bukti empiris itu didukung oleh penelitian ilmiah.
Status bawang berlian di Thailand–di sana namanya hom daeng–beda lagi. Hom daeng justru dipakai sebagai bumbu masak. Masakan dengan bumbu bawang berlian dijamin awet lantaran ia juga bersifat antibakteri. Yang benar-benar tidak patut ditiru adalah seperti yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Di sana bawang berlian tumbuh sembarangan di ladang-ladang singkong. Tidak ada yang merawat. Tidak ada yang memanfaatkan. Bawang berlian di sana dianggap tanaman tidak berguna.
Jika saja para penduduk mengetahui khasiatnya, bawang berlian bisa menjadi herbal ampuh di kampung. Dr Sukrasno punya cara sederhana untuk mengonsumsi bawang berlian. Ambil satu siung bawang berlian. Iris tipis kemudian masukkan ke air hangat. Bukan air panas. Kalau mau dipanaskan, pakai api kecil dan tidak sampai mendidih. Tujuannya agar senyawa yang terkandung di bawang berlian tidak rusak. Setelah diaduk-aduk, larutan bawang berlian itu bisa diminum sekaligus.
Pelarut air sudah memadai karena antosianin dan eleutherine bersifat mudah larut. Berapa banyak pelarut? Bagaimana dosis minumnya per hari? Layaknya obat tradisional, tidak ada ukuran pasti untuk itu. Bawang berlian Eleutherine americana, meskipun dikenal pula di belahan dunia lain, nasibnya tidak sehebat bawang putih Allium sativum. Jangankan mengemasnya dengan cantik dan menawarkannya sebagai suplemen, yang mengebunkannya secara intensif pun baru satu-dua. Popularitasnya sebagai bumbu masak pun tidak pernah terdengar Yang sudah ada hanyalah melakukan ekstraksi sederhana dan mengemasnya dalam bentuk kapsul.  Skalanya masih skala rumah tangga, belum pabrikan dengan izin resmi  sebagai suplemen atau obat tradisional dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan*****

Onny Untung, Koordinator Pengembangan Agribisnis (grup Trubus) dan  redaktur senior Trubus
Sumber: Majalah Trubus edisi 524 Juli 2013/XLIV

No comments:

Post a Comment