2/13/2013

Rahasia Dibalik Bawang Dayak : Pereda Autisme

Umbi Pereda Autisme

Cetak E-mail

Bawang dayak membantu penderita autis yang hiperaktif menjadi lebih tenang dan mudah berkonsentrasi. 

Pagi itu Chusnur Ismiati mengajak anaknya, Rahardika Teguh Hendrarto, memasak nasi goreng di dapur. Chusnur menyediakan semua bahan nasi goreng seperti nasi, bawang merah, bawang putih, dan cabai. Sementara Dika-sapaan putranya-menjadi kokinya. Ia menghaluskan bumbu, kemudian menggorengnya bersama nasi. Beberapa saat kemudian, nasi goreng buatan Dika tersaji di meja makan. Chusnur lalu mencicip sesendok makan. “Nasi goreng racikan Dika cukup enak,” ujarnya.









Menurut dokter spesialis kejiwaan di Rumahsakit Metropolitan Medical Centre Kuningan, Jakarta Selatan, dr Melly Budhiman SpKJ, perkembangan Dika seperti itu merupakan perubahan yang signifikan. “Jika sudah terlihat bakatnya, dorong terus dan kembangkan. Itu akan berdampak baik bagi perkembangan Dika,” katanya. Seorang individu autistik bukan berarti tak mampu berprestasi. Salah seorang pasien yang pernah Melly tangani bahkan menjadi sarjana. Melly menceritakan di Singapura ada restoran yang seluruh pekerjanya individu autistik.





Bawang dayak
Perubahan positif itu terlihat setelah Dika rutin mengonsumsi kapsul bawang dayak pada 2008. Dika mengonsumsi 2 kapsul bawang berlian itu 3 kali sehari yakni pada pagi sebelum makan, serta siang dan sore setelah makan. “Pada pagi Dika mengonsumsi kapsul sebelum makan karena bawang dayak berefek mengenyangkan,” kata Chusnur. Dengan begitu Dika tidak terdorong jajan di sekolah. Harap mafhum sistem pencernaan individu autistik biasanya sangat peka sehingga mudah terganggu, misal menjadi diare, bila mengonsumsi sembarang makanan.

Setelah 10 hari mengonsumsi bawang sabrang, perubahan positif mulai terlihat. “Dika menjadi lebih tenang dan mudah diarahkan,” kata alumnus Fakutas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, itu.
Dika diketahui mengalami gejala autis pada umur 2 tahun. Saat itu Chusnur mengajak Dika membeli sayuran ke pasar. Tanpa sebab jelas Dika berjalan menjauh dari sang ibu. Dika tidak hirau ketika Chusnur memanggil agar ia kembali. Dika terus berjalan menjauh.
Semula Chusnur menduga Dika mengalami gangguan pendengaran. Ia lalu membawa Dika ke dokter spesialis bagian telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di salah satu rumahsakit di Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Hasil diagnosis dokter fungsi pendengaran Dika normal. Dokter menyarankan Chusnur menemui psikolog setelah mendengar cerita perilaku sehari-hari Dika.

Hasil diagnosis psikolog Dika menyandang autisme. “Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak, bukan suatu penyakit,” kata dr Melly. Lazimnya autisme muncul pada anak yang memiliki kelemahan genetis. Misalnya alergi tinggi terhadap suatu makanan dan ketidakmampuan tubuh mendetoksifikasi racun. Alergi itu dapat memperberat gejala autisme jika tidak segera ditangani. Kelemahan genetis muncul dari orangtua. Menjaga asupan makanan dan menghindari sumber polusi saat ibu hamil salah satu cara memperkecil risiko anak terkena autisme.
Kasus autisme di Indonesia dan dunia semakin meningkat setiap tahun. Pusat Kontrol dan Penanggulangan Penyaki (CDC) melaporkan dalam dokumen tertanggal 29 Maret 2012 bahwa satu dari setiap 88 anak di Amerika Serikat terdeteksi mengalami autism spectrum disorder (ASD). Perbandingan anak laki-laki dan perempuan yang terkena autis 4:1.
Sayang di Indonesia belum ada sensus individu autistik sehingga jumlah anak yang terkena autisme tidak diketahui secara pasti. Ketika seorang anak menunjukkan gejala autisme, sebaiknya segera periksa ke ahli psikologi. Semakin cepat terdiagnosis, semakin besar peluang anak itu kembali ke jalur perkembangan seharusnya. Gejala autisme biasanya muncul pada umur 3-4 bulan atau pada usia 1-2 tahun.

Antialergi
Pada 2008 Chusnur memperoleh informasi tentang khasiat bawang dayak dari sepupunya yang membaik pascaoperasi tumor kelenjar hipofisis. Chusnur berharap Eleutherina americana juga dapat membantu memperbaiki kondisi Dika. Upayanya  membuahkan hasil positif. Kini ia bisa mencicipi nasi goreng buatan anak tercinta.
Bagaimana duduk perkara bawang  dayak membantu memperbaiki kondisi individu autistik? Melly menduga bawang dayak mampu memperbaiki kondisi invidu autistik karena mengandung senyawa aktif yang berperan sebagai antialergi. Alergi pada individu autisme memperberat gejala autisme seperti hiperaktif dan tak bisa berkonsentrasi. Ketika alergi sudah teratasi, maka otak akan bekerja lebih baik sehingga anak menjadi lebih tenang dan mudah berkonsentrasi.

Herbalis di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Lukas Tersono Adi, menduga zat aktif pada bawang dayak bekerja memperbaiki metabolisme pencernaan individu autistik dan bersifat sebagai antioksidan. Evi Mintowati Kuntorini dari Program Studi Biologi dan Maria Dewi Astuti dari Program Studi Kimia, Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan menguji efek antioksidan umbi bawang dayak Eleutherina americana.
Hasil penelitian yang termuat dalam jurnal Sains dan Terapan Kimia itu menunjukkan nilai IC50 ekstrak etanol umbi bawang dayak sebesar 25,3339 µg/ml. Nilai IC50 menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, karena memiliki nilai IC50 kurang dari
200 µg/ml. Senyawa antioksidan berperan penting dalam mengurangi risiko berbagai penyakit.
Lukas menambahkan, kasih sayang dan perhatian orangtua turut mempercepat pemulihan anak autisme. Hingga kini Dika masih mengonsumsi kapsul bawang berlian dengan dosis lebih rendah yakni 3 kali sehari masing-masing 1 kapsul. “Saya berharap kondisi Dika terus membaik,” ucap Chusnur. (Riefza Vebriansyah)

:

sumber : http://www.trubus-online.co.id/index.php/topik/6370-umbi-pereda-autisme.htm

2/08/2013

Fakta Sahih Bawang Dayak


Rahasia Dibalik Bawang Dayak : Sembuhkan Kanker Payudara

Bantu Sembuhkan Kangker Payudara 
Dengan Bawang Dayak


-Ahli radiasi kanker Sekolah Kedokteran Harvard, Massachusetts, Amerika Serikat, Prof dr Jay R Harris MD, mengungkapkan 3-4% penderita kanker payudara di negeri Abang Sam meninggal setiap tahun. Kementerian Kesehatan mencatat pada 2008 pasien kanker payudara peringkat pertama terbanyak yang menjalani rawat inap di rumahsakit di Indonesia pada kurun 2004-2007. Pada 2004 jumlah penderita kanker payudara di Indonesia 5.207 pasien melonjak menjadi 8.277 kasus (2007).
Kanker itu muncul karena anomali pertumbuhan sel di jaringan payudara. Pemicunya beragam. “Genetik, hormon, dan radiasi bisa memicu pembelahan sel yang tidak terkendali sehingga menyebabkan kanker payudara,” ujar dr Putri Halleyana dari Klinik Universitas Padjadjaran. Meski mayoritas penderita kanker payudara adalah perempuan, tetapi pria tak kebal dari kanker payudara.
Terbukti berkhasiat
Menurut dokter dan herbalis di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dr Prapti Utami, secara empiris banyak tanaman obat seperti bawang berlian Eleutherine palmifolia yang berkhasiat sebagai antikanker. “Biasanya pasien mulai merasakan perubahan setelah konsumsi bawang berlian selama dua minggu,” ujar Prapti yang meresepkan dua kapsul bawang berlian 3 kali sehari untuk membantu mengatasi kanker payudara.
Riset dr Ivan Hendra Sudarmawan saat menyelesaikan program spesialis di Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, membuktikan khasiat bawang berlian antikanker. Ivan meriset secara in vitro ekstrak fraksi etanolik dan fraksi petroleum eter umbi tanaman keluarga Iridaceae itu menekan tingkat ekspresi sel kanker payudara. Ia menguji aktivitas antitumor kedua hasil ekstraksi itu-etanolik dan petroleum eter-melalui penekanan tingkat ekspresi p53 mutan alias protein 53.

P53 ialah penjaga sel dari mutasi genetik akibat kerusakan asam deoksiribonukleat (DNA). Hasil uji menunjukan kedua jenisekstraksi bawang berlian mampu menekan tingkat ekspresi p53 mutan galur sel kanker payudara T47D. Dengan tertekannya ekpresi p53 mutan itu akan memacu proses apoptosis atau program bunuh diri sel kanker. Selain itu juga memberikan kesempatan sel untuk melakukan perbaikan asam deoksiribonukleat.
Hasil uji pun menunjukkan tidak ada perbedaan potensi antara pemberian ekstrak umbi bawang berlian fraksi etanolik dan fraksi petroleum eter dalam menekan ekspresi p53 mutan sel kanker payudara. Artinya hasil kedua ekstraksi itu sama-sama potensial berkhasiat antikanker. Kematian sel kanker payudara T47D dan MCF7 karena induksi bahan aktif yang terkandung dalam umbi bawang berlian.

Donor atom
Salah satu senyawa yang terkandung dalam bawang berlian adalah flavonoid. Senyawa itu terbukti berkhasiat kuat sebagai antioksidan, menghambat penggumpalan keping sel darah, merangsang produksi nitrit oksida yang dapat melebarkan pembuluh darah, dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Dalam menghambat pertumbuhan sel kanker, senyawa flavonoid berfungsi sebagai pemberi atom hidrogen pada radikal lipid.
Dengan memberikan atom hidrogen, maka radikal lipid akan berubah menjadi bentuk lebih stabil dan tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih berat. Secara empiris masyarakat memang banyak menggunakan bawang berlian sebagai obat tradisional. K Heyne dalam “Tumbuhan Berguna Indonesia” mengungkapkan bahwa umbi bawang Eleutherine americana itu sangat baik untuk peluruh kemih, muntah, dan pencahar.
Menurut Ir Wahyu Suprapto, mantan kepala Balai Materia Medika, yang menekuni pengobatan tradisional, bawang berlian juga mempunyai khasiat lain yang unik, yakni mempercepat masak bisul. Itu karena bawang sabrang bersifat dingin bertolak belakang dengan sakit bisul yang bersifat panas. Bawang tiwai alias bawang berlian memang terbukti berlimpah khasiat.

http://www.trubus-online.co.id/index.php/tulisan-lain/obat-tradisional/6476-pelindung-mahkota-kedua.html

2/05/2013

Rahasia Dibalik Bawang Dayak : Lenyapkan Mioma


Bawang Berlian Lenyapkan Mioma



     “Mioma di rahim sudah berukuran 8,5 cm x 6 cm. Ini harus segera diangkat.”
Itu saran dokter spesialis kandungan dan kebidanan di rumahsakit di Kota Tangerang, Provinsi Banten, kepada Heriyani. Mioma itu terdeteksi ketika Heriyani di Gadingserpong, Tangerang, melakukan general check up rutin tahunan. “Saya tidak merasa gejala apa-apa. Namun, hasil USG (ultrasonografi, red) menunjukkan ada benjolan di rahim,” katanya. Heriyani yang takut operasi, hanya membiarkan benjolan itu hingga 3 tahun.
Selama itu ia bergonta-ganti dokter kandungan di Jakarta dan Tangerang untuk berkonsultasi. Ia berharap, dokter berpendapat bahwa benjolan itu bukan mioma. “Saya benar-benar heran. Pendarahan hebat saat menstruasi tidak pernah dialami. Hubungan suami istri pun tidak terasa nyeri, tapi USG menunjukkan mioma terus membesar,” katanya. Heriyani hampir menyerah saat semua dokter yang dikunjungi sepakat: daging tumbuh harus diangkat karena terus berkembang.

Tujuh umbi
     Di saat itulah Emmy Srilastari, teman seperjalanan ke kantor, memberitahu Heriyani agar mencoba bawang berlian alias bawang dayak Eleutherine americana. “Kebetulan kakaknya Emmy mengebunkan bawang dayak di Bogor,” kata Heriyani. Kelahiran Jakarta 48 tahun silam itu lantas memesan 1 kg bawang sabrang-sebutan lainnya-segar pada Emmy. Harganya Rp60.000 per kg.

Menurut Mawardi SP MSc, peneliti di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Kalimantan Selatan, sosok umbi bawang dayak mirip bawang merah. Umbinya berlapis-lapis. Namun, daunnya mirip anggrek tanah yang kerap menjadi tanaman pagar. Bawang dayak banyak tumbuh di pekarangan rumah penduduk di Kalimantan Tengah.
“Ini dahulu saya bawa dari rumah suku Dayak di Ampah, Barito Timur,” kata Mawardi sambil menunjukkan bawang dayak di halaman rumahnya. Di alam tanaman itu banyak tumbuh di lahan gambut. Secara tradisional suku Dayak memanfaatkannya untuk melancarkan air seni, sembelit, dan minuman untuk ibu pascamelahirkan. Bawang dayak dikebunkan Ali Rahman di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bedanya Ali memperoleh bibitnya dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Heriyani lantas mengiris 7 umbi bawang dayak lalu merebusnya dalam 3 gelas air mendidih hingga tersisa 2 gelas. Ia meminum ramuan itu pada pagi dan sore masing-masing 1 gelas. “Rasanya seperti air kentang mentah,” katanya. Selama konsumsi bawang sabrang Heriyani menjauhi makanan hewani seperti daging, makanan fermentasi seperti tempe, minuman ringan berpengawet, dan kopi. Satu kg bawang tiwai-sebutan bawang dayak-habis dilahapnya selama sebulan.
Pascakonsumsi ia kembali ke rumahsakit untuk konfirmasi operasi. Tak diduga, “Miomanya hilang. Rahim saya bersih,” kata Heriyani menceritakan kisah 2 tahun lalu. Kini untuk pencegahan sesekali Heriyani meminum rebusan bawang dayak. Toh, ia tetap periksa ke dokter kandungan setahun sekali. Hasil pengecekan terakhir pada Mei 2012, rahim perempuan yang kini berusia 50 tahun itu bebas dari mioma.

Usia reproduktif
     Menurut dr Prapti Utami di Bintaro, Jakarta Selatan, mioma ialah sebutan untuk tumor jinak pada dinding rahim. Ukuran dan bobot tumor bervariasi tergantung tingkat pertumbuhan, mulai beberapa gram hingga 5 kg. Bila sudah membesar tindakan medis yang lazim dengan mengangkat mioma bahkan mengangkat rahim.
Peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah, dr Tri Kurniasari, melaporkan angka kejadian mioma pada perempuan di atas 35 tahun mencapai 40%. Hanya 20-50% yang mengalami keluhan pendarahan, nyeri perut bagian bawah, dan nyeri pinggang. Pantas mioma sering disebut juga silent ghost. Menurut Tri tingginya prevalensi pada usia reproduktif berhubungan dengan aktivitas hormon estrogen. Mioma jarang menyerang perempuan berusia kurang 20 tahun dan di atas 50 tahun.
Sayang, penelitian yang mengungkap bawang berlian untuk mengatasi mioma terbatas. Riset dr Dwi Aris Agung Nugrahaningsih, dari Bagian Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, menyebutkan bawang dayak mengandung kuinon yang bersifat sitotoksik alias menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel kanker darah, payudara, dan rahim.
Riset in vivo Young Othiwi Larasati SSi dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH-ITB), menguatkan penelitian Dwi. Menurutnya, setelah 15 hari perlakuan ekstrak bawang dayak sebanyak 1,7968 mg/kg bobot tubuh mencit, eleutherine, dapat menghambat pertumbuhan kanker payudara 76,03% dibanding mencit yang diberi doxorubicin 2 mg/kg bobot tubuh mencit. Daya hambat doxorubisin mencapai 100% Doxorubicin merupakan antibiotik golongan antrasiklin yang biasa dipakai terapi kanker tulang, kanker payudara, dan leukemia akut. Menurut Young, senyawa aktif pada bawang dayak mencegah pertumbuhan sel kanker melalui aktivitas antioksidan dan meningkatkan jumlah kematian sel kanker lewat mekanisme opoptosis alias bunuh diri sel. Meski belum terbukti secara klinis, riset praklinis menguak tabir lenyapnya mioma dari rahim Heriyani. (Ridha YK, kontributor Trubus di Kalimantan Selatan).

sumber : http://www.trubus-online.co.id/index.php/tulisan-lain/obat-tradisional/6397-bawang-lenyapkan-mioma.html

Rahasia Dibalik Bawang Dayak : Stop Suntik Insulin

 

 

 

 

Bawang Berlian Stop Suntik Insulin


Aliyah Muhdi akhirnya berhenti menyuntik insulin setelah rutin mengonsumsi ekstrak bawang berlian.

Aliyah Muhdi menggantungkan kesehatan pada insulin untuk mengontrol gula darah yang membubung. Menjelang tidur, ia meraih alat suntik mirip pena dan menyuntikkan di lengan kiri. Dosis sekali suntik 14 unit dengan durasi 6-10 detik. Perempuan 44 tahun itu menyuntikkan insulin ke lengan secara bergantian setiap malam. Bila malam ini ia menyuntik di lengan kiri, maka esok malam di lengan  kanan begitu seterusnya.
Lokasi penyuntikan insulin harus bergantian karena menyuntik insulin di daerah yang sama merangsang perlemakan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin. Jika tiba giliran menyuntik di lengan kanan, Aliyah tak lagi sanggup melakukannya sendiri. Sebab, dokter mengamputasi ibu jari kiri dampak diabetes mellitus. Ibu jari tangan kirinya luka dan bernanah pada pengujung 2011.
Sepekan kemudian luka itu menghitam. Aliyah bergegas pergi ke dokter karena luka semakin parah. Hasil pemeriksaan menunjukkan, jaringan pada ibu jari mati dan dokter menyarankan untuk amputasi. Akibat kehilangan ibu jari itu ia tak mampu menekan alat suntik insulin. Sang suamilah, Muhammad Helmi, yang rutin menyuntikkan insulin di bahu kanan.

Pingsan
Insulin berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel. Sejatinya, sel beta di pankreas memproduksi hormon insulin. Namun, pada pasien diabetes sel beta mengalami kelainan sehingga produksi insulin tak cukup mengurai glukosa. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah meningkat. Pada pasien diabetes kadar gula darah usai makan lebih dari 200 mg/dl.
Derita ibu dua anak itu berawal pada pertengahan 2009. Ketika itu ia menderita diare. “Saya bolak-balik ke kamar mandi lebih dari 10 kali sehari,” katanya. Aliyah mengonsumsi obat warung, tetapi tak mempan menghentikan diare hingga 3 hari. Kondisi badan perempuan itu sangat lemas akibat kekurangan cairan. Muhammad Helmi membawanya ke rumahsakit umum terdekat di Benowo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Dalam perjalanan ke rumahsakit, Aliyah pingsan. Di sana dokter memeriksa Aliyah, termasuk mengambil sampel darah. Penyebab pingsan itu akhirnya terkuak, kadar gula darah Aliyah tinggi, mencapai 500 mg/dl; kadar normal, 120 mg/dl. Hari itu, pada pertengahan 2009, Aliyah dirawat hingga dua pekan hingga kadar gula darah 200 mg/dl. Selama dalam perawatan, Aliyah mendapatkan obat penurun gula darah.
Sepulang dari rumahsakit itulah ia mempunyai aktivitas rutin menyuntikkan insulin sekali sehari sebelum tidur. Untuk mengontrol kadar gula darah, perempuan kelahiran Mojokerto 16 Maret 1968 itu mengurangi konsumsi makanan dan minuman kaya gula. Dokter di Rumahsakit Pusat Pertamina Jakarta, dr Asep Saepul Rohmat SpPD, menuturkan diabetes mellitus terjadi karena gula darah dalam pankreas naik.
Kenaikan itu akibat gangguan metabolisme produksi insulin dalam pankreas yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Tubuh memproduksi insulin sesuai kebutuhan dan asupan makanan. Penderita diabetes mellitus biasanya mengalami proses produksi insulin yang berkurang dan fungsi insulin yang menurun.

Komplikasi
Menurut ahli penyakit dalam di Rumahsakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto,
Dr dr Aris Wibudi SpPD KEMD, selain akibat adanya kerusakan pada organ pankreas, lemak pada rongga perut juga memicu diabetes mellitus. “Lemak itu mengeluarkan zat-zat proinflamasi yang memicu proses peradangan dengan derajat rendah dan kronis (menahun). Akibat peradangan itu mempengaruhi kerja organ di seluruh tubuh, seperti pankreas, otot, dan liver. Itu sebabnya diabetes memicu komplikasi,” katanya.
Berbagai penyakit mengikuti diabetes, seperti gangguan penglihatan, kerusakan saraf, disfungsi ereksi, dan komplikasi jantung. Sekitar 75-80% kematian pada diabetesi karena kelainan jantung dari pembuluh darah. Itu akibat timbulnya lemak di pembuluh darah sehingga aliran darah terhambat. Jika itu terjadi di pembuluh darah jantung, memicu serangan jantung.
Dokter Aris menuturkan pemicu lemak rongga perut karena konsumsi tinggi karbohidrat dan minyak. Kegemukan pun mengarah di bagian perut. Menurut Ketua Tim Dokter Kepresidenan itu diabetes menyerang anak-anak hingga orang dewasa. “Padahal dahulu secara teori anak-anak jarang ada yang terserang obesitas. Kini, mereka terkena diabetes karena makannya tidak dijaga,” kata Aris.

Bawang berlian
Gejala diabetes di antaranya sering merasa sangat haus, sering buang air kecil, dan lelah atau letih. Yang disebut terakhir itu karena lemak dibakar sebagai pengganti glukosa, tubuh kurus serta zat-zat perombak (seton dan asam-asam) mengasamkan darah. Kondisi itu berbahaya karena menyebabkan koma diabetikum atau pingsan sebagaimana pengalaman Aliyah. Sebelum dokter mendiagnosis diabetes, ia memang sering lelah. “Saya kira hanya lelah biasa karena kecapaian bekerja sehingga tidak pernah mengecek ke dokter,” katanya.
Meski rutin menyuntikkan insulin dan menjaga pola makan, kondisi Aliyah tak kunjung membaik. “Badan masih lemas,” katanya. Itulah sebabnya Aliyah dan suami mencari pengobatan herbal. Ia pernah mencoba berbagai herbal, tapi belum ada yang cocok. Hingga akhirnya seorang rekan menyarankan untuk konsumsi bawang berlian. Sejak Juni 2012 Aliyah mengonsumsi masing-masing dua kapsul umbi Eleutherine americana pada pagi dan sore. Aktivitas menyuntik insulin ia tinggalkan.
Tiga hari pascakonsumsi, Aliyah merasakan perubahan. “Badan terasa segar. Luka di tangan akibat tergores pisau saat memasak pun mengering,” katanya. Padahal, luka itu biasanya baru sembuh setelah sepekan. Pada orang normal, luka tergores mengering dalam 2-3 hari. Kini, tiga bulan setelah rutin konsumsi bawang berlian, kondisi Aliyah membaik dan bisa menyelesaikan pekerjaan rumahnya seperti mencuci dan mengepel lantai.
Sayang, Aliyah belum memeriksakan diri ke dokter lagi sehingga kadar gula darahnya belum diketahui. “Saya berpatokan kalau badan istri saya segar dan bisa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, berarti keluhan diabetesnya pun berkurang,” ujar Helmi. Meski kondisinya membaik, Aliyah tetap mengonsumsi bawang berlian, tapi dosis berkurang hanya 1 kapsul pada pagi dan sore.

Riset ilmiah
Khasiat bawang berlian mengatasi diabetes mellitus sesuai dengan penelitian Maria DPT Gunawan Puteri dan rekan dari Divisi Biosains, Universitas Hokkaido, Jepang. Maria berhasil mengisolasi 3 senyawa aktif dalam Eleutherine americana: eleutherol, eleutherinoside A, dan eleuthoside B.
Hasil uji aktivitas daya hambat, menunjukkan senyawa aktif yang berperan paling tinggi dalam menghambat alfa-glukosidase adalah eleutherinoside A dengan nilai IC50 0,5 Mm, yaitu 5 mg/50 gram sampel. Artinya hanya dengan dosis 5 mg, separuh sampel terhambat. Alfa-glukosidase di permukaan membran sel usus berperan memecah pati dan disakarida menjadi glukosa. Jika aktivitas alfa-glukosidase terhambat, penyerapan glukosa juga terhambat sehingga kadar gula di darah juga berkurang.
Menurut herbalis di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Valentina Indrajati, bawang berlian mengandung senyawa alkaloid yang memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah. Itulah sebabnya konsumsi rutin bawang berlian mampu mengontrol kadar gula darah. Itu persis pengalaman Aliyah Muhdi mengonsumsi ekstrak bawang berlian.
Selain mujarab mengatasi diabetes mellitus, bawang berlian juga manjur untuk mag. Lihat saja pengalaman Chusnur Ismiati di Lamongan, Jawa Timur, yang menderita mag selama 17 tahun sejak 1990. “Pemicunya karena stres. Sebab saya mesti mengurus adik dan semua kebutuhan sendiri, mulai dari sekolah dan lainnya,” ujar perempuan 41 tahun itu. Setiap kali mag menyerang, dadanya sesak. “Seperti ada gas yang mendesak ke atas sehingga dada sesak,” kata Ismiati.

Liver terancam
Mag menyerang lambung karena luka atau peradangan di lambung. Dokter dan konsultan kesehatan di Jakarta, dr Zuhaida Mahfud, menuturkan beberapa penyebab mag seperti konsumsi makanan asam, pedas, dan alkohol. Konsumsi obat seperti aspirin juga menjadi pemicu. Asam salisilat dalam aspirin merangsang lambung. Gejalanya perih di ulu hati, mual, dan kembung.
Menurut dr Zen Djaja, dokter dan konsultan kesehatan di Jakarta, mag berimbas menyerang lever bila pasien membiarkan tanpa pengobatan. Dokter alumnus Universitas Katolik Atmajaya itu mengatakan, “Luka di lambung menyebabkan pengolahan makanan tidak sempurna sehingga memacu kinerja lever yang merupakan organ penyerap racun. Lama-kelamaan fungsi hati menjadi terganggu.”
Akibat mag, Chusnur Ismiati menjalani rawat inap di rumahsakit di Surabaya selama 2 pekan pada 1991. Hasil rontgen dan pemeriksaan dokter menunjukkan ada gas dan infeksi lambung. Dokter menyarankan mantan pegawai sebuah bank pemerintah itu untuk mengonsumsi bubur dan menghindari makanan pedas, tidak banyak pikiran, dan disiplin makan. Ismiati patuh pada semua saran demi kesembuhan.
Sayang, meski sudah menjaga pola makan, mag masih kerap datang. Namun, sejak rutin mengonsumsi kapsul bawang berlian pada 2007, Ismiati kian membaik. Ia mengonsumsi 2 kapsul bawang berlian sebelum sarapan. Perubahan yang ia rasakan antara lain sesak napas akibat mag hilang. Yang lebih menggembirakan, alergi terhadap makanan laut yang ia derita pun berkurang. “Padahal dulu setiap habis menyantap hidangan laut, seperti kepiting, udang, dan cumi, pasti muncul bentol merah di tangan dan wajah,” katanya.

Uji toksisitas
Bawang berlian yang tokcer membantu mengatasi aneka penyakit itu bukan herbal baru di tanahair. Beberapa herbalis seperti Wahyu Suprapto di Batu, Jawa Timur, dr Prapti Utami (Tangerang Selatan, Banten), Valentina Indrajati (Bogor, Jawa Barat) meresepkan bawang berlian sejak 7-10 tahun lalu. Mereka meresepkan bawang berlian untuk beragam penyakit seperti kolesterol, hipertensi, stroke, dan kanker.
Ada anggapan sebagian kecil orang bahwa bawang berlian asal Kalimantan lebih berkhasiat. Padahal, para herbalis itu memperoleh bawang berlian dari para pekebun di berbagai daerah antara lain di Bogor, Yogyakarta, Lampung, dan Pontianak. Artinya asal bawang berlian tak mempengaruhi khasiat. Indikasinya banyaknya pasien yang kondisinya kian membaik meski mengonsumsi bawang berlian bukan dari Kalimantan.
Sayang belum ada riset tentang kandungan senyawa aktif terkait lokasi budidaya. Menurut peneliti dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, Dr Sukrasno, kandungan kimia eleutherine yang terbanyak pada bagian pangkal umbi bagian dalam. Eleutherine senyawa antioksidan sebagai antibakteri, antikanker, dan penangkal radikal bebas. “Ibaratnya eleutherine mengorbankan dirinya untuk diserang radikal bebas itu. Akibatnya radikal bebas tak sampai merusak tubuh,” kata doktor Botani alumnus Universitas Edinburgh, Inggris, itu.
Meski mendapat sebutan bawang, sejatinya bawang berlian tak berkerabat dengan bawang merah atau bawang putih yang anggota famili Liliaceae itu. Bawang berlian anggota famili Iridaceae juga sohor sebagai bawang dayak, bawang sabrang, atau bawang kapal.
Lalu amankah mengonsumsi bawang berlian? Armiin Stefani dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung menguji toksisitas akut ekstrak bawang dayak terhadap mencit. Hasil uji toksisitas menunjukkan nilai LD50-dosis yang menyebabkan 50% kematian hewan uji-bawang berlian di atas 3,6 g per kg bobot tubuh. Artinya, jika pasien berbobot tubuh 60 kg, konsumsi 216 gram ekstrak bawang berlian per hari masih aman. Bukan saja aman, konsumsi bawang berlian terbukti mujarab mengatasi beragam penyakit. Umbi berwarna merah itu kini menjadi panasea baru. (Rosy Nur Apriyanti/Peliput: Andari Titisari, Bondan Setyawan, Khais Prayoga, Riefza Vebriansyah, dan Tri Istianingsih)


sumber : http://www.trubus-online.co.id/index.php/topik/6371-bawang-berlian-stop-suntik-insulin.html

Rahasia Dibalik bawang Dayak Atasi Sembelit Dan Kanker Darah

Bawang Berlian-Sabrang-Arab-Dayak mengatasi sembelit hingga kanker darah


Bawang sabrang mengatasi sembelit hingga kanker darah. Perlu herbal pendamping agar daya dobraknya lebih kuat.

       Dokter Prapti Utami mengambil sejumput setara 20 gram irisan bawang dayak  kering. Lalu mengambil masing-masing 20 g irisan umbi temuputih kering, 20 g rumput mutiara kering, 10 g keladi tikus kering, dan 10 g sambiloto kering. Dokter herbalis itu kemudian memberikan racikan itu kepada pasien penderita kanker rahim. Menurut Prapti bawang dayak, temuputih, dan keladitikus punya khasiat sama sebagai antikanker.
“Khasiat herbal lebih efektif jika dikonsumsi dengan cara dipadukan dibanding  jika dikonsumsi tunggal,” kata alumnus Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro itu.

Antikanker
       Penelitian Himawan Budityastomo dari Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, menunjukkan pemberian fraksi etanol bawang dayak dapat menurunkan tingkat ekspresi cyclin-E sel kanker leher rahim HeLa (HPV High Risk Type).
Adanya tekanan pada tingkat ekspresi cycline-E membuat siklus sel kanker terhenti. Penghentian itu memberi kesempatan bagi sel untuk mengenali kerusakan DNA, menginduksi reparasi DNA, serta menginduksi terjadinya apotosis. Pemberian fraksi etanol bawang dayak sebesar 75 µg/ml menurunkan tingkat ekspresi cyclin-E hingga 4%. Artinya hanya 4% dari populasi sel HeLa yang mengekspresikan cyclin-E. Makin rendah angka itu makin baik. Bandingkan dengan kontrol, sebanyak 94% dari populasi sel hela masih mengekspresikan cyclin-E.
Umbi bawang dayak mengandung senyawa naphtokuinonens dan turunannya, seperti elecanacine, eleutherine, eleutherol, dan eleuthernone. Menurut Petr Babula, peneliti di Department of Natural Drugs, University of Veterinary and Pharmaceutical Sciences, Republik Ceko, naphtokuinones merupakan agen antikanker, antimikroba, antijamur, antivirus, dan antiparasit.
Oleh karena multikhasiat, maka bawang berlian juga multimanfaatnya. 
     Herbalis di Balikpapan, Kalimantan Timur, Fuad Abdillah, menuturkan penduduk Borneo kerap menjadikan bawang dayak Eleutherine americana menjadi senjata pamungkas untuk berbagai penyakit setelah pengobatan medis atau herbal lain angkat tangan. “Biasanya bawang dayak manjur mengatasi penyakit akibat pertumbuhan tidak normal sel-sel jaringan tubuh, terutama pada tubuh perempuan, misalnya kista, mioma, dan kanker rahim,” kata Fuad Abdillah.Khasiat lainnya membantu proses pembekuan darah, antiradang, dan imunostimulan.

Patuhi aturan
      Umbi bawang berlian juga andal membantu pasien diabetes mellitus, stroke, gangguan pencernaan, hingga kanker darah. Herbalis di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Valentina Indrajati memadukan bawang dayak dengan dandang gendis untuk pasien diabetes mellitus. “Bawang dayak andal dalam memulihkan metabolisme gula darah,” kata instruktur yoga itu.
Lukas Tersono Adi, herbalis di Tangerang, Provinsi Banten, meramu bawang dayak, tapakliman, dan pegagan untuk penderita stroke. Untuk pasien berbobot tubuh di atas 50 kg gunakan masing-masing 5 g bahan dan rebus seluruhnya dalam 5 gelas air hingga tersisa setengah.

      Dalam mengonsumsi bawang sabrang Prapti Utami menyarankan pasien untuk berkonsultasi dengan herbalis, terutama jika konsumsinya dipadukan dengan herbal lain. Tujuannya agar herbal bekerja maksimal sehingga mampu taklukkan penyakit dalam tubuh. (Andari Titisari/Peliput: Desi Sayyidati R dan Riefza Vebriansyah)


sumber : http://www.trubus-online.co.id/index.php/topik/6368-berpadu-lebih-mujarab.html

2/04/2013

MANFAAT BAWANG DAYAK

.
  Tanaman ini banyak dimanfaatkan bukan sebagai bumbu masakan, melainkan sebagai obat. Kandungan senyawa yang dimilikinya, seperti polifenol, flavonoid, tannin, glikosida, alkaloid, saponin, tri terpenoid, steroid, dan fenolik, sering dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat.
Industri dan perdagangan obat di seluruh Indonesia tidak henti-hentinya memproduksi dan memasarkan obat dan suplemen yang berasal dari bawang sabrang.

Penyakit yang Dapat Diobati
Penyakit-penyakit yang dapat dibantu penyembuhannya menggunakan bawang hasil pertanian di daerah Kalimantan ini adalah sebagai berikut.
 1. Obat peluruh kemih
2. Obat muntah
3. Pencahar
4. Obat penyakit kuning dan kelamin
5. Semua penyakit kronis dan yg berhubungan dengan Darah 

 6. TBC,
7. Asma,
8. Migrain,
9. Vertigo,
10. Ambeien,
11. Amandel,
12. Maag,
13. Radang Usus,
14. Ginjal,
15. Prostat
16. Diabetes
17. Asam urat
18. Hipertensi / Darah Tinggi
19. Darah Rendah
20. Epilepsi
21. Gangguan pencernaan lambung
22. Kolesterol
23. Gondok
24. Bronkhitis
25. Stamina
26. Gangguan seksual / Vitalitas
27. Keputihan
28. Sakit Pinggang
29. Stroke
30. Jantung,
31. Hepatitis,
32. Insomnia,
33. Rematik
34. Pelupa dan menurunnya fungsi ingatan
35. Segala jenis Kanker dan Tumor (Kista, Myom, Kanker Payudara, Kanker Rahim, Kanker kelenjar getah bening, Kanker paru paru, Kanker usus)

     Selain itu, tanaman umbi ini memiliki khasiat meyembuhkan gangguan kesehatan, seperti sembelit, peluruh air seni, pencahar dan perangsang muntah. Untuk obat sembelit, ambil sebanyak 50 gram bawang sabrang segar, dicuci bersih kemudian diparut. Hasil parutannya diperas dan disaring. Air saringan tersebut ditambah dengan setengah gelas air panas. Lalu, diminum sehari 2 kali, pagi dan sore hari, masing-masing seperempat gelas.
Bisa juga dimakan langsung dengan mengukus atau membakarnya sebentar untuk menghilangkan bau yang kurang sedap. Makan 3 kali sehari, sekali makan 2–3 siung. Jangan lupa kupas kulitnya terlebih dahulu.