11/15/2013

WARISAN SUKU DAYAK

          Kapsul ALYCHINS berisi 100% ekstrak umbi bawang dayak Eleutherine palmifollia. Dinamai    bawang dayak, mengacu pada bentuk dan warna umbi yang mirip bawang merah Allium cepa.
          Suku Dayak di Kalimantan Tengah dan Timur memnafaatkan umbi tanaman famili Iridaceae itu untuk menyembuhkan berbagai penyakit,sehingga orang menyebutnya bawang dayak. Banyak juga orang mengenalnya sebagai bawang sabrang, bawang kapal, atau bawang berlian.
           Hasil penelitian menunjukan umbi bawang dayak mengandung zat aktif eleitherina, yaitu senyawa antioksidan, antibakteri, antikanker dan antiradikalbebas. Oleh karena itu bawang dayak dapat dipergunakan untuk mencegah dan mempercepat penyembuhan diabetes militus, kanker, tekanan darah tinggi, stroke, dan maag akut. Bahkan secara empiris bawang dayak dengan zat anti alergi-nya terbukti membantu penyembuhan anak - anak penderita autisme

11/11/2013


MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG BAWANG DAYAK

     Bawang dayak atau bawang berlian (Eleutherine ) palmifolia adalah salah satu jenis tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan.
    Eleutherine americana merr atau lebih dikenal bawang sabrang adalah tanaman herbal setinggi 30–40cm yang berasal dari Kalimantan. Orang Kalimantan menyebutnya Bawang Dayak karena memang berasal dari Kalimantan. Sementara orang luar Kalimantan menyebutnya Bawang Sabrang dikarenakan untuk mendapatkannya harus menyeberang (sabrang). Ada juga sebagian orang menyebutnya sebagai Bawang Berlian atau Bawang Arab.
Bawang Sabrang membutuhkan syarat hidup pada ketinggian antara 600 – 2000 m dpl. Sangat cocok bila berada pada lahan yang kaya akan belerang. Bentuk dan warnanya lebih mirip bawang merah lanang. Tanamannya sendiri memiliki ciri daunnya berbentuk pita sepanjang 15-20 cm, lebar 3-5 cm mirip palem dengan tulang daun sejajar. Bunga berwarna putih dengan kelopak berjumlah lima. 

    Penduduk lokal di Kalimantan sudah menggunakan tanaman ini sebagai obat tradisional. Bagian yang dapat dimanfaatkan pada tanaman ini adalah umbinya. Khasiat dari tanaman bawang dayak antara lain antikanker payudara, mencegah penyakit jantung, immunostimulant, antinflamasi, antitumor serta anti bleeding agent. 

     Bawang dayak  mengandung senyawa naphtoquinonens dan turunannya seperti elecanacine, eleutherine, eleutherol, eleuthernone. Naphtoquinones dikenal sebagai antimikroba, antifungal, antivirial dan antiparasitik. Selain itu, naphtoquinones memiliki bioaktivitas sebagai antikanker dan antioksidan yang biasanya terdapat di dalam sel vakuola dalam bentuk glikosida. Komponen antioksidan memiliki peranan penting bagi perlindungan kesehatan tubuh. Para ahli berpendapat bahwa antioksidan mampu mereduksi risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung. Penggunaan antioksidan alami saat ini dianggap lebih aman karena antioksidan alami diperoleh dari ekstrak tanaman. Antioksidan alami yang terdapat pada tanaman antara lain kelompok flavonoid berupa senyawa polifenol.  bawang dayak memiliki kelompok flavonoid.

11/08/2013

Cara Pembayaran



Untuk Melakukan Pembayaran
Anda Dapat Melalui
bank yang telah bekerjasama dengan kami



No Rek : 136-00-0530-2960
A/N : Budhi Wahyudi



No Rek : 009-440-1077
A/N : Budhi Wahyudi

Pembelian Dan Keagenan



Untuk mendapatkan produk berkualitas dari TRUBUS PANGAN SWADAYA.
Anda dapat menghubungi kami :

76033C51


08156 - 6565 - 46
budhiarch2@yahoo.co.id  


      

Kami akan membalas berupa rincian/update ketersediaan barang dan nomor rekening dan Total Pembayaran yang harus dilakukan.
Pengiriman paling lama sehari setelah transfer
Kami melayani pengiriman ke seluruh Indonesia lewat jasa ekspedisi JNE
Barang yang sudah di beli tidak bisa di kembalikan



KEAGENAN

      Kami Juga mebuka kesempatan seluas-luasnya untuk bergabung dan 
menjadi mitra kami di kota - kota seluruh wilayah Indonesia.

Untuk Mendapatkan informasi ke agen-nan silahkan kontak kami untuk mendapatkan harga khusus.
Maka jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi mitra kami dikota anda untuk mengenalkan produk berkualitas dari TRUBUS


  


Diabetesi Batal Amputasi


Diabetesi Batal Amputasi


< Senyawa aktif bawang dayak yang paling berperan dalam menurunkan kadar gula darah adalah eleutherinosideA
 Senyawa aktif bawang dayak yang paling berperan dalam menurunkan kadar gula darah adalah eleutherinosideA
Bawang berlian terbukti secara empiris dan ilmiah membantu menurunkan kadar gula darah pasien diabetes mellitus. Kuncinya pada kandungan eleutherinosideaA
Sudarmadji (53 tahun) terkejut bukan kepalang. Ia merasa ada yang aneh di wajahnya usai bangun tidur. Gerahamnya seperti bergeser ke kanan alias pengo. “Seperti orang yang terkena serangan stroke,” ujar pria asal Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, itu. Ia menduga mulutnya yang pengo itu akibat hipertensi. Namun, hasil diagnosis dokter membuat ayah 10 anak itu mengernyitkan dahi. Pasalnya, tekanan darah pria yang kerap memberikan ceramah agama itu justru normal, yakni 120/90 mmHg.
Hasil pemeriksaan kadar gula darah justru mengejutkan, mencapai 500 mg/dl, normal   200 mg/dl. Padahal, Sudarmadji tidak pernah mengeluhkan gejala penyakit diabetes mellitus itu. Ia menduga diabetes itu akibat kebiasaannya meminum es teh manis setiap kali sesudah makan. “Dalam sehari saya bisa menghabiskan 4 gelas teh manis,” katanya.
Tiga fase
Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Prof Dr dr Nyoman Kertia SpPD KR, mengatakan bahwa kadar gula darah 500 mg/dl
tergolong sangat tinggi. “Jika dibiarkan berisiko fatal. Risiko paling fatal dari diabetes pasien bisa koma dan meninggal,” katanya. Namun, risiko itu tergantung daya tahan tubuh pasien. Pada beberapa pasien, kadar gula darah 400 mg/dl dapat menyebabkan koma. “Ada juga pasien yang tahan sehingga baru koma saat kadar gula darah       1.000 mg/dl,” ujarnya.
Menurut kepala Poliklinik Obat Tradisional Rumahsakit Umum Dokter Soetomo di Surabaya, Jawa Timur, dr Arijanto Jonosewojo SpPD FINASIM, gejala diabetes memang berbeda-beda tergantung fase penyakit yang sedang dialami pasien. Pada diabetes terdapat 3 fase penyakit. Pertama fase kompensasi, pasien mengalami gejala polifagi atau selalu merasa lapar meski sudah makan banyak. Gejala lain polidipsi atau selalu merasa haus dan poliuria alias sering berkemih.
Bila tidak segera diobati, pasien mengalami fase dekompensasi. Pada fase itu pasien mengalami trias sindroma diabetes akut. Gejalanya, selain mengalami polidipsi dan poliuri, bobot tubuh pasien juga turun. Jika fase itu dibiarkan, pasien mengalami fase kronik dengan gejala seperti tubuh lemas, sering kesemutan, penurunan kemampuan seksual, gangguan penglihatan, otot kaku, dan sakit persendian.
Harus amputasi
Setelah mejalani pemeriksaan, Sudarmadji pulang membawa obat penurun kadar gula darah dan antibiotik resep dokter. Ia mengonsumsi kedua obat itu 3 kali sehari masing-masing 1 tablet. Namun, sepekan mengonsumsi obat, kadar gula darah Sudarmadji masih tinggi. Suatu hari seorang kerabat, Salmani, menyarankan agar Sudarmadji mengonsumsi umbi bawang berlian Eleutherine americana.
Karena berharap sembuh, ia pun langsung menuruti saran kerabat. Ia tak lagi menebus resep obat penurun gula darah yang sudah habis. “Saya hanya menghabiskan obat antibiotik,” ujar Sudarmadji. Sejak itu, September 2011, Sudarmadji hanya mengonsumsi 2 kapsul bawang dayak 3 kali sehari.
Setelah 1,5 bulan mengonsumsi, kondisi pengo mulut Sudarmadji berangsur-angsur normal. Yang menggembirakan, kadar gula darah turun signifikan menjadi 150 mg/dl. Kondisi tubuh yang membaik dan kadar gula normal membuat Sudarmadji lupa daratan. Ia kembali minum es teh manis setiap kali usai makan. Ia juga menghentikan konsumsi bawang dayak. Pada September 2012 Sudarmadji mengalami kecelakaan sepeda motor sepulang memberikan dakwah di suatu acara.
Akibat kecelakaan itu mata kaki sebelah kanan luka parah. “Kira-kira (diameter luka) 5 cm,” ujarnya. Sudarmandji lalu berobat ke sebuah rumahsakit di Balikpapan. Meski disiplin mengonsumsi obat selama dua pekan,  lukanya semakin melebar dan membusuk. Luka itu melebar hingga ke dekat lutut dan beraroma kurang sedap. Sudarmadji pun kembali memeriksakan diri ke dokter. Menurut dokter luka itu menyebar akibat kadar gula darah  tinggi, yakni 400 mg/dl.
Dokter menyarankan agar kaki kanan Sudarmadji diamputasi untuk mencegah luka semakin meluas. Sudarmadji menolak cacat akibat kehilangan kaki kanan. Ketika itulah ia teringat kejadian setahun silam saat mengalami pengo akibat diabetes. Ayah 10 anak itu kembali mengonsumsi 2 kapsul bawang dayak 3 kali sehari. Sebulan kemudian, luka gangren itu mengering. Saat memeriksakan diri ke dokter, ternyata gula darahnya turun menjadi 160 mg/dl.
Stop obat
Dokter akhirnya membatalkan amputasi kaki Sudarmadji. Untuk mencegah agar gula darahnya tak naik lagi, ia rutin mengonsumsi 1 kapsul bawang berlian 3 kali sehari dan mengurangi konsumsi es teh manis. Menurut dr Arijanto pasien diabetes memang harus menjaga gaya hidup dan mengatur pola makan. Arijanto menganjurkan pasien diabetes makan enam kali sehari: sarapan pukul 07.00, konsumsi makanan ringan (10.00), makan siang siang (13.00), makanan ringan (14.00), makan malam (19.00), dan makanan ringan (22.00).
“Namun, porsi makan hanya separuh dari porsi biasa dan mesti diimbangi dengan olahraga,” ujar dokter alumnus Universitas Airlangga itu. Menurut Arijanto dengan mangatur pola makan—porsi sedikit tapi sering—meningkatkan metabolisme tubuh. Akibatnya tubuh langsung membakar setiap kalori yang masuk. Hindari juga konsumsi karbohidrat sederhana dan gorengan. “Kolesterol dan asam lemak bebas merangsang diabetes,” ujarnya. Yang tak kalah penting adalah rajin olahraga untuk mengontrol kadar gula darah.
Selain Sudarmadji, Rifwan Sutan Raja Bungsu di Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, juga mengalami kisah serupa. Dokter mendiagnosis ayah tiga anak itu menderita diabetes mellitus pada 2003. Kadar gula darah Rifwan ketika itu mencapai 400 mg/dl. Kalau pun turun hanya 394 mg/dl.
Efek fatal akibat kadar gula darah tinggi terjadi pada awal 2013. Ketika itu ia kecelakaan sepeda motor dalam perjalanan pulang dari kantor akibat kantuk yang amat hebat. “Saya seperti tertidur saat mengendarai motor,” ujarnya. Akibat kecelakaan itu telapak tangan kanan Rifwan luka dan pergelangan tangan kiri patah. Menurut dr Arijanto, salah satu gejala diabetes adalah mudah lelah dan mengantuk.
Terbukti mujarab
Beberapa bulan pascakecelakaan itu Rifwan membaca sebuah artikel tentang faedah bawang berlian untuk membantu mengatasi diabetes. Pada September 2012 ia mulai mengonsumsi 2 kapsul bawang sabrang 3 kali sehari. Setelah mengonsumsi kapsul bawang sabrang selama 8 bulan, hingga Juni 2013,  kondisi tubuh pria asal Sumatra Barat itu membaik. “Tubuh saya lebih segar dan tidak mudah mengantuk lagi,” katanya. Kadar gula darah Rifwan pada 20 Juni 2013 sebagaimana tertera pada glukometer, turun menjadi 234 mg/dl. “Padahal, sejam sebelum diperiksa saya minum segelas kopi manis,” katanya.
Banyak penderita diabetes mellitus yang kondisinya kian membaik setelah rutin mengonsumsi ekstrak bawang berlian. Sekadar menyebut beberapa orang diabetesi yang terbantu adalah Welly Corneles di Manado, Sulawesi Utara,  Nur Hidayah (Palu, Sulawesi Tengah), dan Raini (Kota Depok, Jawa Barat).  Sebagai contoh kadar gula darah Welly semula mencapai 713 mg/dl. Setelah mengonsumsi obat dokter, gula darah turun menjadi 300 mg/dl. “Saya belum pernah lebih rendah daripada itu,” kata penggemar meminum kopi itu. Kadar gula darahnya 165 mg/dl setelah ia rutin konsumsi bawang berlian.
Mereka memiliki kesamaan, penderita diabetes dengan kadar gula menjulang, dan akhirnya merengkuh kadar gula darah normal setelah rutin mengonsumsi ekstrak bawang berlian. Sebuah kebetulan? Ternyata tidak, sebab berbagai penelitian ilmiah membuktikan bahwa bawang berlian memang manjur menurunkan kadar gula darah. Chairul Saleh dari Jurusan Kimia Universitas Mulawarman, misalnya, menguji pada mencit jantan efek hipoglikemik yang diberi larutan ekstrak bawang dayak dengan dosis masing-masing 25 mg, 50 mg, dan 75 mg per kg bobot tubuh mencit. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak bawang tiwai pada berbagai dosis berefek menurunkan kadar gula darah mencit.
Tingkat penurunan kadar gula darah paling tinggi pada kelompok mencit yang mengonsumsi 50 mg ekstrak bawang berlian, yakni 39,11%. Penurunan itu setara dengan efek konsumsi gibenklamid yang turun hingga 41,63%. Sementara pada dosis 25 mg hanya mampu menurunkan kadar gula darah 35,65%.
Berdasarkan uji fitokimia, Chaerul Saleh menduga senyawa yang berperan menurunkan kadar gula darah adalah senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, triterpenoid, dan fenolik.
Hambat alfa-glukosidase
Periset lain, Islamudin Ahmad dan Yurika Sastyarina dari Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, juga membuktikan keampuhan bawang berlian sebagai antidiabetes mellitus. Mereka meneliti ekstrak metanol bawang berlian dengan tiga metode: sokhlet, reflux, dan maserasi. Para peneliti itu lantas memberikan hasil ekstrak kepada mencit diabetesi. Hasil penelitian menunjukkan, tingkat penurunan kadar gula darah paling tinggi adalah bawang berlian ekstraksi maserasi dan reflux masing-masing 62,2% dan 74,6%. Rata-rata penurunan gula darah terjadi pada menit ke-90.
Bagaimana duduk perkara bawang berlian menurunkan kadar gula darah? Berdasarkan hasil penelitian Maria DPT Gunawan Puteri dan rekan dari Divisi Biosains, Universitas Hokkaido, Jepang, umbi anggota famili Iridacecae itu menurunkan kadar gula darah dengan menghambat alfa-glukosidase. Alfa-glukosidase merupakan enzim yang terdapat di permukaan membran sel usus yang berperan memecah pati dan disakarida menjadi glukosa.
Jika aktivitas alfa-glukosidase terhambat, penyerapan glukosa juga terhambat sehingga kadar gula dalam darah juga berkurang. Senyawa yang paling berperan adalah eleutherinoside A dengan nilai IC50 0,5 mM atau 5 mg/50 gram sampel terhambat. Artinya, cukup dengan dosis 5 mg, separuh sampel. Maria dan rekan juga membandingkan efek penghambatan alfa-glukosidase bawang dayak dengan herbal lain yakni mara atau lepi Macaranga tanarius, snake flower Bulbine frustescens, dan sembung Blumea balsamifera.
Hasil penelitian menunjukkan senyawa aktif dari bawang dayak yakni eleutherinoside A paling tokcer menghambat alfa-glukosidase dengan IC50 hanya 0,5 mM. Sementara IC50 senyawa aktif pada M. tanarius lebih tinggi yakni 0,55—1 mM. Senyawa aktif B. balsamifera malah tidak berefek sama sekali. Pada penelitian ini semakin rendah nilai IC50, maka semakin kuat daya hambatnya terhadap pembentukan enzim alfa-glukosidase. Riset ilmiah dan kisah mereka yang membaik setelah konsumi bawang berlian meneguhkan bahwa tanaman asal Amerika Selatan itu secara empiris memang ampuh membantu menurunkan kadar gula darah.
Andalan herbalis
Di tangan para herbalis bawang berlian juga menjadi andalan untuk menurunkan kadar gula darah. Herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina Indrajati, memanfaatkan bawang berlian sebagai ramuan untuk diabetes. “Saya tidak pernah meresepkan herbal dalam bentuk tunggal, pasti dalam bentuk ramuan agar bekerja lebih optimal,” ujar herbalis yang kerap mengajar yoga di Thailand itu. Ia mencampur 15 g serbuk bawang berlian kering dengan 15 g daun kumiskucing, 10 g daun tapakdara, 10 g daun dandanggendis, dan 10 g brotowali.
Untuk mengonsumsinya, rebus seluruh bahan dalam 5 gelas air hingga tersisa setengahnya. Setelah dingin, minum air rebusan 3 kali sehari masing-masing 1 gelas. Menurut Valentina dalam ramuan itu bawang berlian berperan sebagai penurun kadar gula darah bersama tapakdara. Sementara kumiskucing berperan sebagai antihipertensi. Penyakit tekanan darah tinggi biasanya kerap menyertai diabetes. Dandanggendis berperan mencegah peradangan atau antiinflamasi. Untuk meredakan rasa nyeri jika terjadi peradangan yang mungkin dialami pasien diabetes diatasi dengan brotowali.
“Untuk  membantu mengatasi diabetes bisa dikonsumsi tunggal atau dalam bentuk ramuan,” kata herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana, yang juga meresepkan bawang berlian. Lina mencampur 7 siung bawang dayak yang diiris atau dimemarkan dengan 7 lembar daun salam segar. Rebus seluruh bahan dalam 6 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Setelah dingin minum air rebusan 3 kali sehari masing-masing 1 gelas. Menurut Lina bawang dayak berperan menekan gula darah, sementara daun salam meningkatkan daya tahan tubuh.
Dengan bukti ilmiah dan khasiat tokcer itu pantas bila jumlah pasien yang mengonsumsi bawang dayak semakin banyak. Itu terlihat dari meningkatnya jumlah permintaan bawang dayak yang mengalir kepada para produsen. Ali Rahman yang mengebunkan bawang berlian di Petir, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kini mampu menjual 50 kg umbi per bulan. Ia juga memperluas areal tanam dari semula hanya 400 m2, kini menjadi 1.000 m2. Padahal, semula ia hanya menjual   10—20 kg bawang berlian segar per bulan.
Produsen kapsul bawang dayak di Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Ir Karjono, hanya butuh waktu 7 bulan untuk mendongkrak penjualan hingga 500 botol per bulan. “Permintaan paling banyak untuk membantu mengatasi diabetes dan hipertensi,” ujarnya. Distributor herbal di Yogyakarta, Asianto, juga mengalami peningkatan permintaan dari semula hanya menjual 5 botol kapsul bawang dayak per bulan, meningkat menjadi 15 botor per bulan.
Begitu juga Yosef Nugroho, produsen di Surabaya, Jawa Timur. Dalam sebulan ia menjual 50 kg bawang dayak segar dan 30 botol kapsul. “Penjualan meningkat 20% dibandingkan dengan sebelumnya,” ujarnya. Di Palu, Sulawesi Tengah, Nur Hidayah terpaksa menaikkan harga bawang dayak segar dari Rp75.000 menjadi Rp100.000 per kg sejak Januari 2013. “Jumlah produksi terbatas. Saya hanya mampu memproduksi 20—30 kg per bulan,” katanya. Banyak pasien yang membuktikan keampuhan bawang berlian itu tetap menjaga kadar gula darah dengan rutin konsumsi umbi merah itu. (Imam Wiguna/Peliput: Bondan Setyawan, Lutfi Kurniawan, Pressi Hapsari, Rizky Fadhilah)

  1. Senyawa aktif bawang dayak yang paling berperan dalam menurunkan kadar gula darah adalah eleutherinosideA
  2. Rifwan Sutan Raja Bungsu di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kadar gula darahnya turun dari 394 mg/dl  menjadi 234 mg/dl setelah mengonsumsi kapsul bawang berlian selama 8 bulan
  3. Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Prof Dr dr Nyoman Kertia SpPD KR, saat ini 90% pasien diabetes mellitus umumnya datang ketika sudah ada komplikasi. Mereka tidak melakukan pemeriksaan sehingga tidak tahu kalau gula darahnya tinggi
  4. Beberapa produk berbahan bawang dayak di pasaran, permintaannya terus meningkat
  5. Pola makan porsi sedikit tapi sering meningkatkan metabolisme tubuh sehingga tubuh langsung membakar setiap kalori yang masuk
  6. Dokter Arijanto Jonosewojo SpPD FINASIM, "Apabila diabetes mellitus yang dialami pasien masih stadium awal,  penggunaan herbal cukup efektif,  tapi harus diimbangi pola hidup sehat. Herbal itu sebagai komplementer."

BEDAK
Farisanu Mobatas membuat bedak dingin dari umbi bawang berlian. Bedak itu mengencangkan dan menghaluskan kulit serta menghilangkan flek dan jerawat pada wajah. Bentuk bedak seperti butiran seukuran biji kacang tanah. Untuk menggunakan bedak itu,  seduh butiran bedak dengan air, kemudian oleskan pada permukaan kulit atau wajah.***
Manisan
Bawang berlian juga dapat diolah menjadi camilan sehat berupa manisan. Caranya, kukus bawang berlian yang telah diiris kecil selama 5 menit. Masukan larutan gula dengan perbandingan 1 : 1 dan aduk hingga kental. Setelah terbentuk kristal matikan apinya. Manisan bawang dayak pun siap santap.***
Minuman
Salah satu produsen membuat inovasi berupa minuman instan bawang berlian. Farisanu Mobatas di Balikpapan, Kalimantan Timur, mencampur bawang berlian dan rimpang jahe untuk menjaga ketahanan tubuh. Anda dapat menikmatinya dalam bentuk minuman dingin maupun hangat. Cukup seduh 25 gram minuman instan dengan 100 ml air.
sumber :http://www.trubus-online.co.id/topik/6906-diabetesi-batal-amputasi.html

Tepat Jemput Khasiat Tiwai


Tepat Jemput Khasiat Tiwai


Bagi pasien yang memiliki gangguan lambung, sebaiknya konsumsi bawang berlian setelah makan

Bagi pasien yang memiliki gangguan lambung, sebaiknya konsumsi bawang berlian setelah makan
Konsumsi bawang berlian baik sebelum makan, tapi tidak untuk penderita mag.
Satu jam bagai setahun. Gara-gara salah cara konsumsi bawang berlian, Suci Puji Suryani mesti merasakan derita perut perih dan melilit selama satu jam. Suci mengonsumsi bawang berlian untuk mengontrol kadar gula darahnya. Itu bermula dari pemeriksaan kesehatan seluruh karyawan perusahaan tempat ia bekerja.
Angka 225 mg/dl kadar gula darah hasil pengecekan pada April 2013 itu membuat jantung  perempuan asal Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, itu berdebar-debar. Dari berbagai literatur yang dibaca Suci mafhum kadar gula darah itu tinggi. Kadar gula darah normal jika nilai kadar gula darah sewaktu-waktu diperiksa kurang dari  200 mg/dl.
Ibu 3 anak itu pantas gundah. Ia termasuk mereka yang berisiko tinggi menderita diabetes mellitus. Ibunda Suci penderita diabetes. Menurut dr Hendarto Natadidjaja MARS SpPD di rumahsakit Royal Taruma, Jakarta, risiko diabetes diturunkan pada mereka yang memiliki keluarga penderita diabetes. Sejak pemeriksaan itu, alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman itu pun mengubah gaya hidup.
Ia mengambil dua siung bawang berlian Eleutherine americana, merajang, dan merebusnya dengan 4 gelas air di atas api kecil hingga tersisa 2 gelas. Air rebusan ia konsumsi pagi dan sore hari sebelum makan. Baru seminggu konsumsi tiba-tiba datang derita perut perih dan melilit itu.
Sebelum makan
Menurut peneliti dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, Prof Dr Sukrasno, konsumsi herbal memang sebaiknya sebelum makan. Pada kondisi lambung yang kosong penyerapan herbal lebih efektif. Hanya saja saran itu ada pengecualian. “Bagi orang yang lambungnya sensitif, disarankan konsumsinya setelah makan,” tutur doktor Botani alumnus Universitas Edinburgh, Inggris itu. Jika konsumsi herbal berbarengan dengan obat  kimia, beri jeda selama 2 jam.
Dokter sekaligus herbalis di Bintaro, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dr Prapti Utami sepakat. Konsumsi bawang berlian sebaiknya satu jam sebelum makan. “Pada kondisi itu lambung  dalam keadaan kosong, sehingga penyerapan  herbal lebih maksimal,” ujarnya. Bagi pasien yang memiliki gangguan lambung seperti  mag, sebaiknya konsumsi herbal dua jam setelah makan.
Lukas Tersono Adi, herbalis di Tangerang, Provinsi Banten, menganjurkan untuk mereka yang memiliki lambung sensitif untuk menambahkan kayu manis Cinnamomum zaylanicum saat konsumsi bawang berlian. “Kayu manis menetralisir asam lambung yang terlalu tinggi,” tutur perintis Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia (ASPETRI) itu. Suci mencoba cara  itu. Ia menambahkan 3 cm kayu manis tiap kali merebus bawang berlian. Air rebusan dikonsumsi setelah makan. Hasilnya, “Sekarang perih di lambung tak pernah terasa,” kata perempuan yang berdomisili di Depok,  Jawa Barat, itu.
Menurut Lina Mardiana, herbalis di Yogyakarta, keluhan perih di lambung pascakonsumsi bawang berlian bisa juga disebabkan karena stamina pasien jelek. Kemungkinan lain terjadi peradangan di lambung akibat mengonsumsi bawang dayak dalam bentuk kapsul. Cangkang kapsul sulit dicerna sehingga menyebabkan peradangan. Oleh karena itu Lina lebih menyarankan konsumsi dalam bentuk air rebusan. Lina juga mengingatkan untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi bawang berlian. Konsumsinya cukup satu gelas air rebusan untuk sekali minum.
Belum ada riset yang mengungkap mengapa konsumsi bawang berlian menyebabkan  lambung menjadi perih. Di sisi lain, Dani Hendrawan—yang bersangkutan enggan disebut namanya—justru terbebas dari mag setelah konsumsi bawang berlian. Dani mengonsumsi ekstrak kapsul sebanyak 2 kapsul sehari sehabis makan. Sebulan konsumsi, mag yang diderita hampir 5 tahun itu membaik. “Dulunya setelah makan santan dan pedas perut selalu perih dan kembung,” ucapnya.
Hipotensi
Penderita darah rendah juga sebaiknya bijak dalam mengonsumsi bawang berlian. “Bawang berlian menurunkan tekanan darah,” kata dr Prapti Utami. Untuk mengatasi efek samping itu, dr Prapti menyarankan agar konsumsi bawang berlian dibarengi wedang jahe.
Caranya, hancurkan rimpang jahe Zingiber officinale seukuran 2 ruas jari, lalu campur dengan segelas air panas (200 ml). Diamkan hingga hangat kuku lalu minum setiap kali konsumsi bawang berlian. “Jahe menaikkan tekanan darah, sehingga efek samping konsumsi bawang berlian teratasi,” paparnya. Cara lain, dengan menambahkan garam seperti saran Lina. Tambahkan seujung sendok teh garam dapur ketika mengonsumsi bawang berlian.
Sifat penurun tekanan darah bawang dayak baik untuk penderita hipertensi. Namun, konsumsinya tetap berhati-hati. Sanusi Oneih, produsen kapsul bawang berlian di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur, menyarankan jika tekanan darah sudah normal hentikan konsumsi bawang berlian. Dengan cara tepat, faedah bawang tiwai benar didapat. (Desi Sayyidati Rahimah/Peliput: Bondan Setyawan, Andari Titisari, dan Pressi Hapsari Fadlillah)

  1. Bagi pasien yang memiliki gangguan lambung, sebaiknya konsumsi bawang berlian setelah makan
  2. Penambahan kayu manis dalam perebusan bawang berlian dapat menetralisir asam lambung yang terlalu tinggi
  3. Lina Mardiana menyarankan menambahkan garam untuk mengatasi hipotensi
sumber:http://www.trubus-online.co.id/topik/6905-tepat-jemput-khasiat-tiwai.html